JAKARTA - Aksi penggeledahan tiba-tiba Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) di kantor Korlantas Polri menimbulkan banyak
pendapat. Aktivis Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane, menduga,
lembaga pemberantasan korupsi itu sengaja menjebak Korps Bhayangkara.
"Bisa jadi penjebakan ini," kata Neta dalam pesan singkatnya kepada Okezone, Selasa (8/8/2012).
Kejadian
ini, menurutnya, tak bisa dipungkiri merusak citra dan menghancurkan
moralitas kepolisian. "Maklum, selama ini institusi satu-satunya yang
tidak tersentuh KPK hanyalah Polri," paparnya.
Jadi, kata dia,
dalam kasus ini KPK sepertinya ingin membuat terapi kejut buat Polri.
Kendati demikian, dia yakin, Jenderal Timur Pradopo akan tetap bertahan.
"Yang
jelas Polri akan berusaha bertahan, jika tidak ini akan jadi preseden,
dan KPK akan lebih mudah masuk dan mengobok-obok Polri," pungkasnya.
Penggeledahan
di kantor Korlantas Polri di Jalan MT Haryono dilakukan pada Senin
pekan lalu. KPK mengobok-ngobok kantor Korlantas selama sekira 20 jam
berkaitan dengan kasus dugaan korupsi anggaran simulator SIM tahun 2011.
Ketegangan sempat mewarnai aksi itu. Sejumlah aparat kepolisian
menghalangi petugas KPK yang ingin membawa barang sitaan. Tiga pimpinan
KPK pun terpaksa turun tangan untuk mengatasi masalah ini dengan
menemui Kabareskrim, Komjen Pol Sutarman.
KPK kemudian menetapkan mantan Korlantas, Irjen Pol Djoko Susilo dan Wakorlantas Brigjen Didik sebagai tersangka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar